Oleh Marium Ali dan Alia Chughtai

Warga Palestina berkumpul untuk mendapatkan bagian makanan yang ditawarkan oleh sukarelawan di sekolah yang dikelola PBB di Rafah, di Jalur Gaza selatan [Mahmoud al-Masri/Reuters]
JALUR GAZA – Pengeboman intensif Israel di Jalur Gaza, salah satu wilayah terpadat di dunia, telah menyebabkan kematian 10.328 warga Palestina, termasuk 4.237 anak-anak, sejak perang dimulai pada 7 Oktober.
Lebih dari 1.400 orang telah terbunuh di Israel pada periode yang sama.
Dilansir Al Jazeera pada Selasa (7/11/2023), Kementerian Kesehatan di Gaza menyebutkan jumlah orang yang terluka bertambah menjadi 25.965 orang.
Pada tanggal 9 Oktober, militer Israel mengumumkan blokade total terhadap wilayah kantong yang sudah terkepung, termasuk larangan air dan makanan.
Dua hari kemudian, listrik padam dan membatasi masuknya bantuan dan bahan bakar.
Diperkirakan 1,5 juta orang terpaksa mengungsi, dan kondisi mereka semakin genting karena kurangnya pasokan kebutuhan pokok.
Kekurangan Air yang Parah
Kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan selama bertahun-tahun tentang memburuknya situasi air di Jalur Gaza. Pada tahun 2021, Institut Global untuk Air, Lingkungan dan Kesehatan dan Monitor Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania menggambarkan air di Gaza sebagai “tidak dapat diminum”, dengan 97 persen airnya tidak layak untuk dikonsumsi.
Saat ini, kurangnya listrik menyebabkan instalasi desalinasi dan pengolahan air limbah tidak dapat berjalan, sehingga semakin mengurangi akses terhadap air minum yang aman.
Pada tanggal 4 November, Israel menghancurkan reservoir air di Gaza utara serta tangki air umum yang memasok beberapa lingkungan di selatan.
Banyak orang meminum air yang tercemar, asin, dan mengantri berjam-jam dengan harapan mendapatkan air yang dapat diminum.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa dibutuhkan antara 50 dan 100 liter air per orang per hari – namun mereka memperkirakan rata-rata alokasi air harian di Gaza hanya tiga liter untuk semua kebutuhan sehari-hari, termasuk minuman dan kebersihan.
Apa Dampak Kurang Minum Air Putih?
Kekurangan air berdampak pada tubuh, pertama berdampak pada ginjal, dan akhirnya jantung. Dehidrasi terjadi dengan cepat pada anak-anak dan seringkali bisa berakibat fatal. Seseorang dapat mengalami sakit kepala ringan dan denyut nadi berdebar kencang karena jantung harus memompa lebih cepat untuk mempertahankan oksigen.
Air membentuk sekitar 60 persen tubuh manusia. Dehidrasi dapat membunuh bayi di lingkungan yang penuh tekanan dalam hitungan jam, dan orang dewasa yang sehat dalam dua hingga empat hari.
Apakah Makanannya Cukup?