Lebih dari Sebulan Tanpa Air, Makanan dan Layanan Kesehatan di Gaza

Setiap tubuh manusia membutuhkan pola makan seimbang yang diperkaya dengan vitamin untuk mempertahankan fungsi optimalnya. Pada anak-anak, kekurangan makanan dapat dirasakan lebih cepat karena pertumbuhan dan perkembangan otaknya bergantung pada nutrisi yang diterimanya.

Menurut WHO, kekurangan pangan atau gizi buruk pada anak mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan, kurus, dan masalah terkait kekurangan berat badan. Kekurangan gizi menghalangi anak-anak untuk mencapai potensi fisik dan kognitif mereka dan membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit dan kematian.

Nutrisi yang tidak mencukupi selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi stunting.

Kurangnya Akses Terhadap Layanan Kesehatan

WHO mengatakan perempuan dan anak-anak menanggung beban pemboman fasilitas kesehatan di Gaza dan kurangnya pasokan. Perempuan melahirkan bayi di mana pun mereka bisa, tidak dapat mengakses fasilitas kesehatan untuk melahirkan di lingkungan yang bersih, dan dokter harus melakukan operasi caesar tanpa anestesi.

Setidaknya 180 wanita melahirkan setiap hari. Kematian ibu dan bayi baru lahir meningkat karena kurangnya perawatan kritis.

Tempat penampungan UNRWA yang penuh sesak melaporkan kasus infeksi pernafasan akut, diare dan cacar air. Dengan fasilitas yang melebihi kapasitas, masyarakat kini hidup di jalanan. WHO telah melaporkan setidaknya 22.500 kasus infeksi pernafasan akut dan 12.000 kasus diare, yang dapat berakibat fatal pada anak-anak yang menderita dehidrasi dan kekurangan makanan.

Dokter harus menggunakan cuka sebagai disinfektan – dan sekrup serta jarum jahit untuk operasi.

Dr Ahmed Mokhallalati dari Rumah Sakit al-Shifa mengatakan sistem kesehatannya tidak berfungsi dan perawatan di tempat steril terbatas: “Lalat memenuhi rumah sakit, Anda akan melihat cacing keluar dari luka orang.”

Satu-satunya rumah sakit kanker di Gaza terpaksa ditutup karena kekurangan bahan bakar, dan pasien dengan kebutuhan kritis seperti dialisis dan bayi yang membutuhkan peralatan perawatan intensif sangat terkena dampaknya.

Sejak 3 November, pembangkit listrik utama RS al-Shifa dan RS Indonesia berhenti berfungsi. Pesawat-pesawat tempur Israel terus menyerang rumah sakit dan area di sekitarnya, tempat para pasien, petugas kesehatan, dan ratusan orang yang melarikan diri dari konflik menemukan tempat berlindung. (ajz/red)

SUMBER: AL JAZEERA AND NEWS AGENCIES

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *