Kunjungi Perbatasan Mesir-Gaza, Komisaris HAM PBB Kembali Serukan Gencatan Senjata

Ia menekankan, bantuan harus disalurkan kepada semua pihak yang membutuhkan. Peran Mesir sangat penting dalam banyak hal dan sangat diperlukan dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan bagi orang-orang yang terluka untuk meninggalkan Gaza.

“Namun bantuan yang disalurkan sangat sedikit dan jangkauan geografisnya sangat terbatas. Kewajiban Israel sendiri sebagai kekuatan pendudukan juga terus berlaku secara penuh, yang mengharuskan Israel memastikan kebutuhan dasar hidup secara maksimal dapat menjangkau semua orang yang membutuhkannya,”imbuhnya.

Menurut Türk, masyarakat masih sangat rentan di seluruh wilayah Gaza. Terdapat kebutuhan kemanusiaan yang mendesak untuk menjangkau masyarakat yang semakin terisolasi, termasuk di Wilayah Utara dan Tengah Gaza, yang terputus dari bantuan yang sangat terbatas yang masuk ke Gaza.

“Dalam beberapa hari terakhir, rekan-rekan saya menerima laporan tentang sebuah panti asuhan di wilayah utara yang memiliki 300 anak yang membutuhkan bantuan segera. Dengan terputusnya komunikasi dan akses jalan yang tidak dapat dilalui serta tidak aman. Kita tidak dapat mencapainya,” tegasnya.

Dia mengatakan bahwa dalam sebulan terakhir, Israel telah memutus komunikasi di Gaza setidaknya tiga kali, memutus hubungan warga Palestina di Gaza dengan keluarga mereka di dalam Jalur Gaza dan juga dengan dunia luar.

“Pemadaman listrik mempunyai konsekuensi serius bagi petugas penyelamat yang kesulitan menemukan dan menyelamatkan korban pemogokan, keluarga yang berusaha mengetahui status orang yang mereka cintai dan mengakses perawatan medis darurat, serta situasi di lapangan yang harus dipantau dan didokumentasikan,” ucapnya.

Dia mengatakan bahwa jurnalis yang mencoba mendokumentasikan dan melaporkan situasi di Gaza telah menanggung akibatnya dengan nyawa mereka. Setidaknya 32 jurnalis Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Gaza pada bulan lalu.

Türk mengutip kasus dua warga sipil yang terluka dalam serangan Israel, dengan menyatakan bahwa di rumah sakit El Arish di Sinai Utara, ia bertemu Ikram. Ikram sedang hamil delapan bulan saat perutnya terkena pecahan peluru. Dia kehilangan bayinya dan harus menjalani histerektomi.

Dia masih hidup tetapi matanya tidak bernyawa. Ia juga bertemu Mohammad, 12 tahun, dari Jabaliya, yang menderita cedera tulang belakang dan patah tulang. Mohammad tiba di Rafah tanpa ditemani. Dia bilang dia tidak ingat apa yang terjadi, tapi trauma di wajahnya terlihat jelas.

Türk mengeluarkan seruan mendesak bagi semua pihak untuk menyetujui gencatan senjata sekarang, dan menegaskan perlunya pengiriman bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar ke seluruh Gaza.

“Tidak lagi cukup hanya mengatakan pendudukan selama 56 tahun harus diakhiri. Komunitas internasional perlu menjadi bagian dalam mencari masa depan yang adil dan merata bagi rakyat Palestina dan Israel. Mereka adalah satu-satunya harapan bagi perdamaian bagi satu sama lain,” tandasnya.

USAID Dukung Gencatan Senjata

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *