Maghazi, Kamp 3 Km Persegi yang Kini Menampung 100 Ribu Pengungsi

Kami sedang menghadapi bencana yang nyata

Warga Palestina melarikan diri dari serangan udara Israel terhadap rumah-rumah di kamp pengungsi Maghazi di Jalur Gaza tengah pada 6 November 2023 [Yasser Qudih/Reuters]

JALUR GAZA – Di wilayah yang luasnya kurang dari 3 km persegi (1,1 mil persegi), 100.000 orang berjuang untuk bertahan hidup. Maghazi, sepetak kecil wilayah Gaza dengan cepat menjadi tempat tidak layak dihuni.

Maghazi, merupakan kamp pengungsi terkecil di Gaza, terletak dekat Deir el-Balah di tengah wilayah kantong, biasanya menampung 30.000 orang.

Kini, dengan adanya pengungsian warga yang melarikan diri dari pemboman tanpa henti Israel di utara dan barat, jumlah penduduk meningkat lebih dari tiga kali lipat sementara serangan udara Israel terus berlanjut terhadap rumah-rumah dan tempat penampungan di sana.

“Kami membuang sampah di daerah terpencil di pinggiran kamp, ​​​​tetapi tempat-tempat ini penuh. Kami sedang menghadapi bencana yang nyata,” kata Hatem al-Ghamri, walikota kamp pengungsi Maghazi, di Jalur Gaza, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (9/11/2023).

 “Kamp ini sedang menghadapi masalah serius. Dengan menumpuknya sampah, kekurangan air, dan kepadatan penduduk yang sangat besar, wabah penyakit pun dimulai,” kata al-Ghamri.

Meskipun lokasinya berada di sisi selatan Jalur Gaza  -di mana pasukan Israel memerintahkan warga sipil dari utara untuk melarikan diri sebelum mereka memulai invasi darat dari utara- kamp kecil tersebut telah menjadi sasaran serangan artileri dan udara yang intens.

Serangan udara terhadap kamp-kamp sipil dan infrastruktur sudah menjadi hal biasa. Kamp pengungsi Jabalia telah menjadi sasaran setidaknya tiga kali, yang mengakibatkan kematian ratusan warga Palestina. Infrastruktur sipil, termasuk sekolah, juga menjadi sasaran pemboman di wilayah selatan.

Toko roti dan sumur air dibom…..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *