Maghazi, Kamp 3 Km Persegi yang Kini Menampung 100 Ribu Pengungsi

Sejumlah warga Palestina mengungsi akibat serangan membabi-buta tentara zionis Israel.

Di kamp Maghazi, serangan udara Israel menghancurkan satu-satunya toko roti di kamp tersebut pada tanggal 26 Oktober, kata walikota. Selama tujuh hari berturut-turut, tidak ada satupun roti yang dibagikan kepada satupun warga.

Kamp Maghazi mencakup dua pusat penampungan bagi pengungsi sipil di dua sekolah UNRWA, yang masing-masing kini menampung 12.000 orang. Sekolah UNRWA ketiga dibom.

Dengan kepadatan yang berlebihan, para pengungsi di sekolah-sekolah UNRWA menghadapi tantangan yang semakin besar, termasuk penyebaran penyakit seperti cacar dan kudis, serta kurangnya akses terhadap sumber daya penting seperti air, makanan, dan kebutuhan anak-anak seperti popok dan susu. Perempuan juga kekurangan akses terhadap pembalut.

“Kamp Maghazi memiliki tujuh sumur air, dua di antaranya menjadi sasaran pendudukan di wilayah timur,” kata al-Ghamri. Lima sumur yang tersisa tidak dapat dioperasikan oleh pemerintah kota karena pencegahan masuknya bahan bakar ke Jalur Gaza oleh pendudukan Israel.

“Kami membutuhkan 300 hingga 500 liter bahan bakar untuk mengoperasikan lima sumur, dan kami juga harus memompa 3.000 gelas. Dengan meningkatnya jumlah pengungsi, kita perlu memompa dua kali lipat jumlahnya, tapi kita tidak bisa,” ucapnya.

Menghadapi kemungkinan kelaparan…..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *