Maghazi, Kamp 3 Km Persegi yang Kini Menampung 100 Ribu Pengungsi

Serangga dan epidemi mulai menyebar di kamp Maghazi karena penumpukan limbah dalam jumlah besar. Para pekerja tidak lagi dapat mengakses tempat pembuangan sampah seperti biasanya di Wadi Gaza dan sebelah timur kota Rafah.

Selain penyebaran penyakit, masyarakat juga menghadapi kemungkinan kelaparan. “Kami menghadapi tantangan besar dalam menyediakan makanan di kamp Maghazi,” kata al-Ghamri.

“Semua kota di Jalur Gaza mengalami kerusakan mesin sehingga perlu diganti, dan kami berupaya merawatnya secara berkala,” katanya.

“Hanya ada dua kendaraan yang tersedia di kota Maghazi, dan kendaraan tersebut tidak hanya digunakan untuk tugas kota tetapi juga untuk mengangkut korban luka akibat serangan kekerasan Israel yang berulang kali. Mereka juga digunakan untuk mengangkut bantuan makanan.”

“Di bawah koordinasi UNRWA, Palang Merah dan Otoritas Air di Ramallah, seorang pegawai kota memeriksa saluran air utama untuk seluruh wilayah tengah Jalur Gaza. Kami saat ini sedang berupaya memperbaikinya setelah pendudukan Israel menargetkan dan menghancurkannya.”

Walikota mengatakan pemerintah kota kehabisan pilihan. Agresi Israel di Jalur Gaza telah mengakibatkan terbunuhnya 10.000 warga Palestina, yang mayoritas adalah anak-anak dan perempuan.

“Israel menargetkan para dokter, pekerja sektor kesehatan, jurnalis, personel ambulans, dan personel pertahanan sipil. Semua orang di Gaza menjadi sasaran,” imbuhnya. (red)

SUMBER: AL JAZEERA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *