Menteri Kesehatan Otoritas Palestina, Mai al-Kaila, memperingatkan bahwa nyawa 70 pasien kanker ini berada dalam ancaman serius karena kurangnya pengobatan dan tindak lanjut kesehatan.
“Secara keseluruhan, 2.000 pasien kanker di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kesehatan yang sangat buruk akibat agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan pengungsian massal,” kata al-Kaila.
Subhi Sukeyk, direktur Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina, mengatakan lebih dari sebulan setelah dimulainya perang, obat-obatan telah habis.
“Perawatan khusus untuk pasien kanker, seperti kemoterapi dan pengobatan yang menggabungkan beberapa obat, (sudah) tidak dapat diberikan,” kata Sukeyk kepada Al Jazeera. Beberapa pasien dipindahkan ke Rumah Sakit Dar Essalam di Khan Younis, yang menurut mereka aman, namun tidak ada tempat yang aman sama sekali di Gaza.
Rumah Sakit Dar Essalam tidak dapat menawarkan obat-obatan atau pengobatan kanker, namun menyediakan perawatan klinis dasar bagi pasien.
Namun beberapa pasien kanker telah meminta untuk bergabung dengan keluarga mereka di sekolah penampungan untuk meninggal di antara mereka karena mereka tahu bahwa rumah sakit tidak dapat memberikan pengobatan kepada mereka, tambahnya.
“Setiap hari, kami kehilangan dua atau tiga pasien kanker. Pada malam pasien dipindahkan dari Rumah Sakit Persahabatan Turki. Empat di antaranya meninggal. Malam sebelumnya enam pasien meninggal,” kata Sukeyk.
Di Rumah Sakit Persahabatan Turki, hanya ada beberapa pasien yang tersisa. Di antara mereka adalah Salem Khreis, seorang pasien leukemia berusia 40 tahun.
“Tidak ada obat atau pengobatan. Saya tidak bisa menjelaskan betapa parahnya rasa sakitnya,” ujar Salem Khreis.
Khreis mengatakan dia mengapresiasi para dokter yang selalu berada di sisi pasiennya, namun di luar jaminan mereka, tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan.
“Mereka berdiri bersama kami dan memberi tahu kami bahwa mereka bersama kami, namun mata mereka penuh dengan kesedihan dan ketidakberdayaan karena betapa kami menderita,” katanya.
“Bisakah kita mati karena pengepungan? Apakah tidak cukup bagi Israel jika kita menderita kanker? Selamatkan kami dari ketidakadilan ini,” tambahnya.
Pekan lalu, Menteri Kesehatan Turki mengatakan negaranya dan Mesir telah sepakat untuk mengirim 1.000 pasien kanker dan warga sipil lainnya yang terluka yang membutuhkan perawatan darurat di Gaza ke Turki untuk mendapatkan perawatan. Tidak ada rincian lain yang diberikan.
Tidak ada rujukan medis atau izin yang disetujui…