Israel Grebek RS Al Shifa, Hamas: Kejahatan Biadab!

Pemerintah Palestina menganggap pasukan Israel bertanggung jawab atas nyawa staf medis, pasien, dan pengungsi di kompleks Al-Shifa

Gambar satelit menunjukkan Rumah Sakit al-Shifa di tengah konflik yang berkelanjutan antara Israel dan kelompok Palestina, Hamas, di Gaza pada 7 November 2023 [Maxar Technologies/Handout via Reuters]

JALUR GAZA – Pasukan Israel telah menggerebek Rumah Sakit Al-Shifa, tempat ribuan warga Palestina berlindung, setelah berhari-hari terjadi serangan besar-besaran di daerah sekitar kompleks di Kota Gaza.

Militer Israel mengatakan pada Rabu (15/11/2023) pagi bahwa mereka melakukan operasi melawan Hamas di daerah tertentu di Al-Shifa.

Mereka menyebut serangan itu sebagai “operasi yang ditargetkan” terhadap fasilitas medis terbesar di Gaza, mereka mengatakan serangan itu didasarkan pada intelijen Israel dan Amerika Serikat.

Israel menuduh Hamas, kelompok yang memerintah Gaza, menggunakan rumah sakit tersebut sebagai basisnya.

Sementara Hamas menolak klaim tersebut. Israel pun belum menunjukan bukti untuk mendukung pernyataannya tersebut.

Tareq Abu Azzoum, reporter Al Jazeera melaporkan dari Khan Younis, lusinan tentara Israel memasuki fasilitas tersebut sementara tank-tank ditempatkan di halaman kompleks medis.

“Penggerebekan itu “dianggap sangat berisiko dan berbahaya karena di dalam rumah sakit terdapat sekitar 7.500 warga Palestina termasuk pasien, dokter, dan pengungsi,” katanya.

Dr Munir al-Bursh, direktur umum rumah sakit di Jalur Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pasukan Israel menggeledah ruang bawah tanah Al-Shifa dan memasuki gedung bedah dan darurat di dalam kompleks tersebut.

Dr Ahmed El Mokhallalati, seorang ahli bedah di dalam fasilitas tersebut, melaporkan suara tembakan keras dan ledakan terdengar di kompleks tersebut.

“Kami melihat tank (Israel) dan buldoser di kampus (komplek) pusat tersebut,” katanya kepada Al Jazeera.

Sekitar 700 pasien masih dirawat di rumah sakit, termasuk sekitar 100 orang dalam kondisi kritis, Mokhallalati melaporkan.

Lebih dari 1.000 staf medis juga terjebak di lokasi, namun mereka tidak dapat merawat pasien karena kekurangan obat-obatan dan bahan bakar.

Ribuan warga sipil yang mengungsi akibat pemboman Israel selama lima minggu di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 11.200 warga Palestina, juga berada di dalam Rumah Sakit al-Shifa.

Mokhallalati menggambarkan ketakutan yang dirasakan ribuan orang yang terjebak di fasilitas tersebut.

“Kami tidak tahu apa yang akan mereka lakukan terhadap kami. Kami tidak tahu apakah mereka akan membunuh orang atau meneror mereka. Kami tahu semua propaganda itu bohong, dan mereka juga tahu seperti kami bahwa tidak ada apa pun di pusat medis Al-Shifa,” kata Mokhallalati.

Kejahatan barbar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *