Resolusi Mulus, DK PBB Serukan Jeda Kemanusiaan yang Mendesak di Gaza

Tidak ada yang menentang resolusi itu. Rusia, Inggris dan Amerika Serikat memilih abstain

DK PBB menggelar sidang yang menghasilkan resolusi untuk tragedi kemanusiaan di Palestina. (Foto/WAFA)

NEW YORK – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada Rabu (15/11/2023) malam menyerukan jeda kemanusiaan yang mendesak dan diperpanjang di Gaza.

Dilansir kantor berita Palestina WAFA, Kamis (16/11/2023), Dewan Keamanan telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan perluasan koridor kemanusiaan di seluruh Jalur Gaza untuk menyelamatkan dan melindungi nyawa warga sipil.

Pemungutan suara setuju dilakukan menyusul empat upaya yang gagal untuk mengambil tindakan pada bulan lalu. Hal ini terjadi pada pertemuan pertama Dewan Keamanan PBB mengenai krisis dan konflik multi-aspek yang berpusat di Jalur Gaza untuk mengambil tindakan.

Dewan Keamanan PBB berhasil menemukan kesepahaman, mengadopsi resolusi mengenai krisis Israel-Palestina yang dimulai pada tanggal 7 Oktober, dengan 12 suara mendukung, tidak ada yang menentang resolusi itu. Namun, ada tiga negara yang abstain yakni, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat.

DK PBB menyerukan pentingnya tindakan segera dan memperpanjang jeda dan koridor kemanusiaan di Gaza selama jumlah hari yang cukup. Hal itu untuk memungkinkan akses penuh, cepat, aman dan tanpa hambatan bagi badan-badan dan mitra PBB.

Resolusi tersebut menyerukan untuk memastikan masuknya bahan bakar juga di antara barang-barang yang harus diizinkan untuk dikirim tanpa hambatan ke Jalur Gaza.

Dewan menyerukan untuk memastikan akses kemanusiaan segera ke Jalur Gaza berdasarkan ketentuan resolusi, yang dirancang oleh Malta.

Dewan meminta semua pihak untuk tidak merampas layanan dasar dan bantuan yang sangat diperlukan bagi penduduk sipil di Gaza untuk kelangsungan hidup mereka, sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional.

Pernyataan tersebut juga menyerukan evakuasi orang-orang yang sakit dan terluka di Gaza, khususnya anak-anak, dan menahan diri untuk tidak merampas layanan dasar bagi orang-orang di Gaza, yang telah sangat dibatasi oleh Israel selama konflik. (wfa/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *