Biadab! Zionis Israel ‘Bantai’ 50 Pengungsi di Kamp UNRWA

Dalam sebuah file foto, warga Palestina bereaksi menyusul serangan di sekolah milik PBB yang menampung para pengungsi di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, pada 4 November 2023 [File Anas al-Shareef/Reuters]

JALUR GAZA – Puluhan warga sipil tak berdosa, termasuk anak-anak dan perempuan, dibantai secara brutal hari ini dalam serangan udara Israel yang menargetkan Sekolah Al-Fakhura yang dikelola UNRWA di kamp pengungsi Jabalia, utara Jalur Gaza.

Dilansir kantor berita Palestina, WAFA, pada Sabtu (18/11/2023), Kementerian Kesehatan Palestina menyebut serangan udara Israel telah menewaskan 50 orang di Sekolah al-Fakhoora, yang dikelola oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.

Sekolah tersebut telah digunakan sebagai tempat penampungan bagi ratusan keluarga yang kehilangan tempat tinggal akibat agresi Israel di Gaza. Serangan brutal Israel mengakibatkan terbunuhnya puluhan orang, dengan mayoritas adalah anak-anak dan perempuan. Laporan awal memperkirakan jumlah korban sebanyak 200 orang.

Menurut sumber medis, puluhan korban pembantaian keji Israel diangkut ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara, yang telah beroperasi dengan kapasitas maksimal karena sebagian besar rumah sakit di Gaza utara telah kehabisan layanan akibat agresi Israel.

Perlu dicatat. Bahwa Sekolah Al-Fakhura menjadi sasaran langsung serangan udara Israel pada tanggal empat bulan ini, yang menyebabkan sedikitnya 12 warga sipil kehilangan nyawa dan 54 lainnya luka-luka.

Pembantaian Israel di Gaza belum berhenti sejak dimulainya agresi pada tanggal 7 Oktober. Sekolah, rumah sakit, lembaga pendidikan, masjid, serta properti publik dan swasta secara konsisten menjadi sasaran pemboman Israel.

Tidak ada tempat yang aman di Gaza

Tamara Alrifai, Juru Bicara UNRWA, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia telah melihat rekaman menghancurkan yang muncul di Jabalia setelah pemboman tersebut, namun belum dapat menghubungi rekan-rekannya di lapangan secara langsung.

“Saya masih menunggu laporan langsung dari rekan-rekan saya di Gaza, tapi apa yang kami lihat adalah salah satu insiden mengerikan ini, di mana warga sipil, orang-orang yang mencari perlindungan di gedung PBB yang dilindungi, harus menanggung akibatnya,” katanya.

Alrifai mengatakan lebih dari setengah dari 2,3 juta penduduk Jalur Gaza terpaksa melakukan “eksodus” ke selatan setelah Israel memerintahkan evakuasi untuk memberi ruang bagi operasi darat di utara, sesuatu yang mengingatkan pada pengungsian paksa sebelumnya. (red)

SUMBER: WAFA/AL JAZEERA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *