Budayawan Lokal Apresiasi Upaya Pemkot dalam Pelestarian Seni dan Budaya

Sejumlah peserta mengikuti kegiatan Festival Budaya Kota Tangerang 2023, Sabtu (12/11/2023) lalu. (Foto/DISBUDPAR)

KOTA TANGERANG – Sejumlah budayawan lokal Tangerang mengapresiasi upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dalam menjaga kelestarian seni dan budaya lokal.

Salah satu upaya dalam melestarikan nilai-nilai seni dan budaya yang mendapat apresiasi dari Raden Mustafa, salah satu budayawan ternama Tangerang Raya, adalah kegiatan Festival Budaya Kota Tangerang 2023 yang digelar belum lama ini oleh Disbudpar Kota Tangerang.

Menurut Raden Mustafa, perhelatan Festival Budaya yang digelar pada Sabtu (12/11/2023) lalu merupakan awal kebangkitan kebudayaan di wilayah Tangerang, khususnya Kota Tangerang. Sebab, even tersebut tak hanya menyuguhkan kebudayaan lokal, namun juga budaya nusantara.

“Alhamdulillah kemarin itu abah menangis, baru melihat kemarin itu gebyar budaya yang luar biasa. Itu namanya nusantara ada (mewakili semua). Dari suku sunda, betawi, Cina, ondel-ondel dan sebagainya, dari debus Banten. Berarti budaya kita hidup kembali pasca covid-19,” ujar Raden Mustafa, Jumat (17/11/2023).   

Raden Mustafa, salah satu Budayawan Tangerang Raya

Menurut Mustafa, ada peribahasa yang menyebutkan jika suatu daerah atau bangsa kehilangan budayanya maka akan hilang pula bangsanya. “Akan terjadi bangsa apa kita ini? Tapi Alhamdulillah Kota Tangerang sudah menjadi contoh yang baik,” imbuhnya.

Senada diungkapkan Ketua Bidang Seni dan Budaya Pure Agung Kertajaya, Ketut S, saat menyikapi Festival Budaya Kota Tangerang. Menurutnya kegiatan tersebut sangat besar manfaatnya.

“Satu, dengan seni itu kita bersatu-padu, kebinekaan kita terasa bersatu. Rukun dan damai sejahtera semuanya,” ujar Ketut.

Ketua Bidang Seni dan Budaya Pure Agung Kertajaya, Ketut S

Menurut dia, seni dan budaya merupakan warisan luluhur yang tak pernah habis. Semakin seni itu digali, lanjutnya, maka semakin banyak manfaatnya.

“Ibarat dibandingkan dengan minyak, minyak akan habis jika terus dipakai. Sementara seni itu semakin digali tidak pernah habis, akan semakin muncul,” tandasnya.

Kasepuhan Tokoh Kasidah Kota Tangerang H Aspura menyampaikan terima kasihnya atas fasilitas yang diberikan oleh Pemkot Tangerang sehingga penyelanggaraan Pemilihan Duta Kasidah, Pop Religi dan Bintang Vokalis Gambus bias terlaksana bersamaan dengan Festival Budaya Kota Tangerang.

Kasepuhan Tokoh Kasidah Kota Tangerang H Aspura

“Semoga acara seperti kemarin bisa berjalan terus secara berkesinambungan, dan juga bisa terus bersinergi dengan instansi seni dan budaya (Disbudpar) dalam melestarikan seni dan budaya,” kata Aspura.  

Warisan Budaya Nasional

Sementara Kabid Kebudayaan Disbupar Kota Tangerang Sumangku mengatakan kegiatan Festival Budaya Kota Tangerang 2023 merupakan salah satu komitmen yang dilakukan Pemkot Tangerang dalam melestarikan kebudayaan di Kota Tangerang.

Atas pelaksanaan kegiatan tersebut, Sumangku menyebut, Pemerintah Pusat bahkan mengundang Pemkot Tangerang mewakili Provinsi Banten. Dimana, kata dia, Pemerintah Pusat menetapkan Kota Tangerang sebaga Kota Pusaka.

Selain itu, lanjut Sumangku, beberapa warisan budaya tak benda Kota Tangerang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Nasional. Beberapa di antaranya, kesenian Gambar Kromong, Kampung Budaya Tehyan, seni beladiri Besi, Laksa dan Cia Tao yang merupakan tradisi pernikahaan Tionghoa.

“Ini perkara kebudayaan yang perlu sama-sama kita jaga, kita pelihara sesuai aturan-aturan yang ada. Itu yang perlu dibangun,” kata Sumangku kepada KLIKBANTEN.ID, Jumat (17/11/2023) kemarin.

Ke depan, pada Bidang Budaya, pihaknya akan menggali lagi beberapa potensi warisan budaya tak benda agar bisa ditetapkan sebagai Warisan Budaya Nasional.

“Seperti acara Sesalmanan itu ada di sekitaran Gerendeng. Begitu juga kenduri upacara pemberian nama anak, itu ada tradisi yang unik. Kemudian juga keramas bareng. Itu juga menjadi PR kita ke depan agar bias menjadi budaya tak benda yang mudah-mudahan terealisasi,” ujarnya.

Kabid Kebudayaan Disbupar Kota Tangerang Sumangku menunggang kuda.

Selain itu, Sumangku ada tiga kegiatan yang hingga saat ini belum dilaksanakan yakni, Festival Pintu Air 10, Festival Kali Pasir serta Festival Situ. Ketiga festival tersebut menjadi PR bersama agar ke depan bisa terlaksana.

Ia juga menyebutkan bahwa sejatinya Pemkot Tangerang tidak hanya ingin menggelar festival di pusat-pusat pemerintahan, namun juga di ruang-ruang masyarakat. “Ini juga sebagai amanat pimpinan daerah agar festival bisa dinikmati oleh masyarakat,” ujarnya.

“Bali ditengok karena Bali menjaga tradisi. Orang datang ke Joga, Mataram karena mereka menjaga tradisinya. Mereka tidak meninggalkan itu. Dan ternyata kita berbondong-bondong datang kesana,” ucapnya.

Termasuk pula Kasidah. Kekuatan potensi Kasidah Kota Tangerang di level nasional sangat besar. Terbukti, pertemuan-pertemuan tingkat nasional di Banten, dan selama ini Kota Tangerang yang kerap menjadi tuan rumah.

“Jadi mengurus kebudayaan harus berangkat dari kesadaran dan tahu malu. Karena ini tentang perkara kearifan lokal dan kebudiluhuran manusia. Jadi tidak bisa asal ada, tidak bisa sembarangan. Minimal tanggung jawab semua pihak. Karena ini menjadi sebagai jati diri kesenian dan kebudayaan lokal kita,” tandasnya. (dra/red)  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *