Ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi dan berlindung di sekolah-sekolah dan rumah sakit yang dikelola PBB bergantung pada bantuan UNRWA.
“Kami bergantung pada bantuan untuk memberi makan anak-anak kami,” kata Maysara Saad, yang mengungsi bersama sembilan anaknya dari kota utara Beit Hanoon ke sebuah sekolah di Bani Suhaila, sebelah timur Khan Younis.
“Tidak ada apa pun di toko, dan rak-raknya kosong. Kami terpaksa mengungsi dari rumah kami untuk melindungi anak-anak kami, namun kami juga tidak ingin mereka mati kelaparan,” Saad berujar.
Pria berusia 59 tahun itu mengatakan, warga Bani Suhaila kerap datang ke sekolah untuk melihat apakah masih ada sisa bantuan untuk keluarganya.
“Semuanya tidak mungkin diperoleh dan, dengan datangnya musim dingin, menjaga kehangatan juga menjadi salah satu tanggung jawab kami,” kata Saad.
“Seolah-olah Israel mengatakan kepada kita bahwa jika kita tidak mati akibat pemboman tersebut, mereka akan membuat kita mati karena kehausan, kelaparan atau kedinginan. Ini adalah perang yang sangat kejam dan tidak memiliki rasa kemanusiaan,” imbuh Saad. (red)
SUMBER: AL JAZEERA