
Duta Besar Sufyan Qudah, juru bicara resmi Kementerian Luar Negeri Yordania. (Foto/AMMON NEWS)
KOTA GAZA – Yordania mengutuk keras kejahatan perang Israel yang keji di Gaza, yang terbaru adalah pembantaian yang dilakukan di Sekolah UNRWA milik PBB, Al-Fakhura dan sekolah Tel Al-Zaatar di Jabalia, utara Jalur Gaza.
Kedua pembantaian ini mengakibatkan ratusan korban jiwa di kalangan keluarga sipil yang mengungsi di kedua sekolah tersebut.
Juru Bicara resmi Kementerian Luar Negeri Yordania, Sufyan Qudah, menegaskan penolakan tegas dan kecaman kerajaan atas kekejaman Israel ini, yang melanggar nilai-nilai kemanusiaan universal, etika, dan aturan hukum humaniter internasional, khususnya Konvensi Jenewa tentang Perlindungan. Warga Sipil pada Masa Perang 1949.
Ia menekankan bahwa tidak adanya keadilan dan perlindungan bagi warga Palestina, serta pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan hukum humaniter, merupakan kemerosotan berbahaya yang harus segera dihentikan. Dia menyerukan tindakan internasional yang efektif untuk menghentikan agresi brutal di Gaza.
“Yordania menekankan perlunya upaya kolektif yang mendesak untuk menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung di Gaza, termasuk serangan terhadap warga sipil, infrastruktur sipil, sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah,” ujar Qudah, seperti dilansir WAFA, kantor berita Palestina, Sabtu (18/11/2023).
Juru bicara tersebut meminta komunitas internasional, organisasi internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, untuk mengambil semua tindakan dan tindakan yang diperlukan untuk menghentikan tragedi akibat agresi Israel ini.
Dilansir kantor berita Palestina, WAFA, Kementerian Kesehatan Palestina menyebut serangan udara Israel telah menewaskan 50 orang di Sekolah al-Fakhoora, yang dikelola oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.
Sekolah tersebut telah digunakan sebagai tempat penampungan bagi ratusan keluarga yang kehilangan tempat tinggal akibat agresi Israel di Gaza. Serangan brutal Israel mengakibatkan terbunuhnya puluhan orang, dengan mayoritas adalah anak-anak dan perempuan. Laporan awal memperkirakan jumlah korban sebanyak 200 orang.
Menurut sumber medis, puluhan korban pembantaian keji Israel diangkut ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara, yang telah beroperasi dengan kapasitas maksimal karena sebagian besar rumah sakit di Gaza utara telah kehabisan layanan akibat agresi Israel.
Perlu dicatat. Bahwa Sekolah Al-Fakhura menjadi sasaran langsung serangan udara Israel pada tanggal empat bulan ini, yang menyebabkan sedikitnya 12 warga sipil kehilangan nyawa dan 54 lainnya luka-luka.
Pembantaian Israel di Gaza belum berhenti sejak dimulainya agresi pada tanggal 7 Oktober. Sekolah, rumah sakit, lembaga pendidikan, masjid, serta properti publik dan swasta secara konsisten menjadi sasaran pemboman Israel. (wfa/red)