Sebelum agresi Israel, gerobak dianggap sebagai alat transportasi lokal yang hanya digunakan oleh masyarakat sangat miskin dan terpinggirkan

Warga Palestina yang melarikan diri dari Gaza utara menaiki kereta yang ditarik hewan ke arah selatan, ketika tank-tank Israel meluncur lebih jauh ke daerah kantong tersebut, 9 November 2023 (Reuters)
JALUR GAZA – Baru beberapa minggu lalu, gerobak yang ditarik keledai dan kuda merupakan pemandangan langka di Jalur Gaza.
Penjual hasil bumi dan produk lainnya akan berkeliaran di jalanan, biasanya dipenuhi mobil, untuk mencari pelanggan.
Namun ketika militer Israel melancarkan kehancuran di Gaza dan mengepung wilayah yang sudah diblokade, kekurangan bahan bakar membuat orang-orang tidak bisa bergerak di sekitar Jalur Gaza dengan mobil mereka.
Masyarakat kini terpaksa bergantung pada gerobak yang digerakkan oleh hewan sebagai alat transportasi utama.
Di salah satu jalan Deir al-Balah yang biasanya lebih sibuk, di Jalur Gaza tengah, mobil jarang terlihat. Sebaliknya, puluhan gerobak terlihat membawa warga dan pengungsi.
Sejak dimulainya perang skala besar, Israel telah mengurangi pasokan bahan bakar dan gas ke daerah kantong tersebut, sehingga sebagian besar mobil tidak dapat digunakan pada minggu ketujuh serangan tersebut.
“Hari demi hari, semakin banyak pemilik mobil yang kehabisan bahan bakar dan tidak dapat menemukan alat transportasi lain. Gerobak ini diseret oleh hewan; karena mereka tidak membutuhkan bahan bakar atau gas, ini menjadi cara penting bagi kami untuk mengatasi situasi saat ini,” ujar Abu Mohammed Azaiza, pemilik kereta dan kuda, kepada Middle East Eye.
Sebelum perang, Azaiza mengaku ia praktis hanya menggunakan gerobak untuk berkeliling lingkungan dan menjual sayuran, buah-buahan, dan produk-produk tertentu.
Saat ini, masyarakat membutuhkannya sebagai alat transportasi karena kondisi di Gaza saat ini telah mencapai titik di mana tidak ada taksi, dan pemilik mobil tidak bisa mencari bahan bakar.
Pria 34 tahun ini mengatakan bahwa dalam beberapa minggu terakhir, ia memperoleh keuntungan lebih besar dibandingkan empat tahun terakhir.
“Saya tidak senang dengan keuntungan yang didapat, dan jika saya diberi pilihan untuk menyerahkan semua uang yang saya hasilkan untuk menghentikan perang, saya akan memilih untuk menyerahkannya,” kata Azaiza.
Azaiza mengenang krisis bahan bakar di masa lalu yang disebabkan oleh perang Israel, terutama pada tahun 2009 dan 2014, dan penutupan perbatasan, namun, katanya, situasinya jarang mencapai titik di mana hampir tidak ada mobil di jalanan.
“Saya yakin saat ini adalah saat yang paling sulit karena sudah lebih dari 40 hari berlalu dan tidak ada yang tahu berapa lama situasi ini akan berlangsung, bahkan pasukan pendudukan [Israel] pun tidak tahu,” katanya.
Taksi gerobak….