
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah bertemu Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian di Lebanon [Kantor Media Hizbullah/Handout via AFP]
BEIRUT – Diplomat utama Iran Hossein Amirabdollahian telah bertemu dengan pemimpin kelompok bersenjata Lebanon Hizbullah di lokasi yang dirahasiakan di Lebanon, membahas upaya untuk mengakhiri perang Israel di Gaza.
Pertemuan Hossein Amirabdollahian dari Iran dan Hassan Nasrallah dari Hizbullah ketika Israel dan kelompok Palestina Hamas siap untuk jeda kemanusiaan empat hari mendatang dan kesepakatan yang diharapkan akan membebaskan 50 warga Israel yang ditawan di Gaza dan 150 warga Palestina yang dipenjara di Israel.
Dilansir Al Jazeera, Kamis (23/11/2023), pihak-pihak yang bertikai masih membahas rincian kesepakatan yang ditengahi Qatar, yang menurut Israel tidak akan berlaku sebelum hari Jumat (24/11/2023) waktu setempat.
Amirabdollahian, berbicara kepada saluran Al Mayadeen yang berbasis di Beirut pada hari Rabu (22/11/203) kemarin, memperingatkan bahwa jika gencatan senjata tidak ditegakkan, cakupan perang akan meluas.
Amirabdollahian meninggalkan Beirut menuju ibu kota Qatar, Doha, setelah bertemu Nasrallah, demikian kantor berita Iran Nour melaporkan.
Front utara Israel
Hizbullah, sekutu dekat Iran, telah berulang kali melancarkan serangan mematikan melintasi perbatasan dengan Israel sejak dimulainya perang Gaza pada 7 Oktober, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya konflik yang lebih luas.
Hizbullah mengatakan pada Kamis pagi bahwa mereka menembakkan 48 roket Katyusha ke pangkalan militer Israel di Ein Zeitim, dekat kota Safed sekitar 10 km (6 mil) dari perbatasan.
Kelompok tersebut mengatakan mereka juga melakukan setidaknya 10 serangan lain terhadap posisi Israel di dekat perbatasan, yang diklaim telah menimbulkan korban jiwa.
Tentara Israel menyerang beberapa daerah di Lebanon selatan sebagai pembalasan, menurut Kantor Berita Nasional Lebanon.
Hizbullah mengatakan mereka telah bertindak untuk mendukung Hamas sejak serangan mendadak kelompok Palestina pada 7 Oktober di Israel selatan, yang menurut para pejabat Israel menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyebabkan sekitar 240 orang ditawan.
Israel telah berjanji untuk menghancurkan Hamas dan melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 14.500 orang, sekitar 6.000 di antaranya adalah anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Kekerasan antara Israel dan Hizbullah telah menewaskan sedikitnya 108 orang di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah, namun juga setidaknya 14 warga sipil, termasuk tiga jurnalis, kantor berita AFP melaporkan.
Enam tentara Israel dan tiga warga sipil telah tewas di pihak Israel, menurut pihak berwenang. (ajz/amy/red)