Menteri Luar Negeri Sayyid Badr Albusaidi mengatakan dalam sebuah postingan di X: “Penggunaan veto di Dewan Keamanan merupakan penghinaan yang memalukan terhadap norma-norma kemanusiaan. Saya sangat menyesal bahwa Amerika Serikat harus mengorbankan nyawa warga sipil yang tidak bersalah demi Zionisme,” ucap Albusaidi.
Malaysia
Perdana Menteri Anwar Ibrahim menyatakan “keberatan kerasnya” terhadap Amerika yang memveto resolusi tersebut. “Aneh dan di luar kewarasan manusia ketika ada pihak yang mendukung dan bungkam terkait pembantaian anak-anak dan perempuan tak berdosa serta warga sipil,” tulisnya di X.
Britania Raya
Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward mengatakan negaranya abstain karena resolusi tersebut tidak mengecam Hamas. “Israel harus mampu mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh Hamas dan harus melakukannya dengan cara yang mematuhi hukum kemanusiaan internasional sehingga serangan seperti itu tidak akan terjadi lagi,” katanya kepada DK PBB.
Uni Emirat Arab
Wakil Duta Besar UEA untuk PBB Mohamed Abushahab bertanya kepada DK PBB: “Apa pesan yang kami kirimkan kepada warga Palestina jika kami tidak dapat bersatu mendukung seruan untuk menghentikan pemboman tanpa henti di Gaza? Sebenarnya, pesan apa yang kami sampaikan kepada warga sipil di seluruh dunia yang mungkin mengalami situasi serupa?”
Amnesti Internasional
Agnes Callamard, sekretaris jenderal Amnesty, mengatakan di X bahwa veto AS “menunjukkan ketidakpedulian yang tidak berperasaan terhadap penderitaan warga sipil dalam menghadapi jumlah korban jiwa yang sangat besar”. Pernyataan itu juga mengatakan bahwa Washington “dengan berani menggunakan dan mempersenjatai hak vetonya untuk memperkuat Dewan Keamanan PBB, yang semakin melemahkan kredibilitas dan kemampuannya untuk memenuhi mandatnya untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional”.
Lembaga Hak Asasi Manusia