Beragam Cara Mahasiswa Dunia Boikot Produk Pro Israel, Berhasilkah?

Gerakan BDS, yang didirikan oleh koalisi kelompok masyarakat sipil Palestina pada tahun 2005, telah mendapatkan perhatian global meskipun dilarang di banyak kampus di AS dan Kanada dan di setidaknya 35 negara bagian di AS.

Gerakan ini berupaya untuk menantang dukungan internasional terhadap apa yang mereka sebut sebagai apartheid Israel dan kolonialisme pemukim – di mana penjajah menggantikan komunitas Pribumi – dan menjunjung tinggi prinsip bahwa warga Palestina berhak atas hak yang sama seperti umat manusia lainnya.

Terinspirasi oleh gerakan anti-apartheid di Afrika Selatan, gerakan hak-hak sipil AS, dan perjuangan anti-kolonial India, BDS bertujuan untuk mengefektifkan boikot dengan berfokus pada perusahaan dan produk terpilih yang memiliki peran langsung dalam kebijakan Israel terhadap warga Palestina.

Kampanye mereka dibagi menjadi empat kategori:

Boikot konsumen: Boikot terhadap merek-merek yang terbukti terlibat dalam pelanggaran terhadap warga Palestina.

Divestasi: Tekanan pada pemerintah dan institusi untuk berhenti berbisnis dengan perusahaan yang memungkinkan pendudukan Israel atas tanah Palestina.

Tekanan: Seruan kepada masyarakat dan institusi untuk menekan merek dan layanan agar mengakhiri keterlibatan mereka dalam pelanggaran terhadap warga Palestina.

Boikot organik: Boikot akar rumput terhadap merek-merek yang secara terbuka mendukung kekerasan Israel terhadap warga Palestina.

Omar Bargouhti, salah satu pendiri BDS, mengatakan Israel selama bertahun-tahun telah mendedikasikan seluruh kementerian pemerintahnya untuk memerangi gerakan BDS.

Barghouti mengatakan kepada Al Jazeera bahwa BDS menyerukan diakhirinya pendudukan militer Israel, yang dimulai pada tahun 1967; membongkar sistem apartheid sebagaimana didokumentasikan oleh Amnesty International dan konsensus global organisasi hak asasi manusia; dan menghormati hak pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah mereka dimana mereka terpaksa mengungsi pada tahun 1948.

“Berdasarkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, gerakan BDS dengan tegas menentang segala bentuk rasisme, termasuk Islamofobia dan anti-Semitisme. BDS menargetkan keterlibatan, bukan identitas,” kata Barghouti.

Dia menambahkan, boikot yang terjadi di seluruh dunia terhadap McDonald’s, Burger King, Pizza Hut, Papa John’s dan perusahaan lainnya saat ini berasal dari kampanye akar rumput organik, bukan diprakarsai oleh gerakan BDS.

“Salah satu alasan utama boikot ini adalah karena cabang atau waralaba perusahaan tersebut di Israel secara terbuka mendukung dan memberikan sumbangan dalam bentuk barang kepada militer Israel selama serangannya,” katanya.

Dampak terhadap waralaba milik lokal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *