
Utusan Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland (kanan) saat berbicara dalam sidang DK PBB. (Foto: WAFA)
NEW YORK – Utusan Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland, mengatakan dalam pidatonya di sesi lanjutan sidang Dewan Keamanan (DK) PBB mengenai situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, bahwa tahun 2023 berakhir sebagai salah satu tahun paling mematikan dalam sejarah hubungan Palestina-Israel.
“Konflik, dengan situasi yang memburuk di hampir semua lini,” ujar Wennesland saat berbicara di siding DK PBB, dikutip dari kantor berita Palestina WAFA, Rabu (20/12/2023).
Dia juga menarik perhatian pada situasi kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza. “Pengiriman bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza terus menghadapi tantangan yang hampir tidak dapat diatasi,” tambahnya.
Ditambahkannya bahwa di tengah pengungsian dalam skala yang tidak terbayangkan dan permusuhan aktif, sistem tanggap kemanusiaan berada di ambang kehancuran.
Ia juga mengutuk pembunuhan warga sipil di Gaza, termasuk perempuan dan anak-anak, dan mengungkapkan kesedihannya atas hilangnya setiap warga sipil, termasuk 131 personel PBB yang tewas dalam agresi Israel di Gaza.
Wennesland lebih lanjut menyuarakan keprihatinan mendalam atas meningkatnya ketegangan di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur.
Dia juga menyatakan kekhawatirannya atas serangan mematikan yang dilakukan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan Israel.
“Semua pelaku kekerasan harus dimintai pertanggungjawaban dan segera diadili,” ujarnya.
Koordinator Khusus PBB mengatakan dia terkejut dengan banyaknya tindakan pejabat yang mengagung-agungkan kekerasan dan mendorong pembunuhan warga sipil.
Wennesland mengatakan ekspansi tanpa henti terhadap permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, mengancam kelangsungan Negara Palestina yang merdeka di masa depan.
Dia menegaskan kembali bahwa permukiman Israel merupakan pelanggaran mencolok terhadap resolusi PBB dan hukum internasional, dan menyerukan pemerintah Israel untuk segera menghentikan kegiatan tersebut.
“PBB tetap berkomitmen untuk mendukung Palestina dan Israel dalam mengakhiri pendudukan dan menyelesaikan konflik sesuai dengan hukum internasional, resolusi PBB yang relevan, dan perjanjian bilateral dalam mencapai solusi dua negara,” imbuhnya. (wfa/red)