Kisah Pilu Warga Gaza, Cari Anggota Keluarga Dibawah Reruntuhan dengan Tangan Kosong

Serangan Israel terhadap Gaza terus berlanjut selama hampir tiga bulan dan bom dijatuhkan hampir setiap hari. Serangan yang sedang berlangsung menyulitkan tim penyelamat untuk menjangkau ribuan orang yang masih terkubur di bawah reruntuhan, terutama jika daerah tersebut telah dievakuasi dan diblokir oleh pasukan Israel.

“Kadang-kadang tim kami menjadi sasaran ketika mereka sedang mencari orang-orang di bawah reruntuhan, atau kadang-kadang mereka [pasukan Israel] menembakkan rudal peringatan untuk memaksa kami mengevakuasi daerah tersebut,” kata Wafi.

“Tim kami menjadi sasaran di Kota Gaza dan Rafah. Mobil ambulans kami rusak karena serangan rudal di dekatnya. Kami selalu berharap menjadi sasaran dalam misi penyelamatan apa pun,” lanjut Wafi.

Wafi mengatakan bahwa terkadang tim harus mengambil keputusan sulit dengan membiarkan seseorang terjebak di bawah reruntuhan jika mereka merasa misi penyelamatan tidak dapat dilanjutkan tanpa peralatan atau mesin yang memadai.

“Kami harus meninggalkan mereka di sana karena akan memakan waktu sekitar 10 jam kerja, dan kami akan pindah ke tempat lain yang baru-baru ini menjadi sasaran dan membutuhkan lebih sedikit waktu untuk menggali di bawah reruntuhan,” ujarnya.

Pemboman Israel telah meratakan seluruh lingkungan di Gaza dari utara hingga selatan

Beberapa pejabat internasional menyebut kehancuran yang terjadi lebih “bencana dan apokaliptik” dibandingkan dengan yang dialami kota-kota di Jerman selama Perang Dunia II, sementara pejabat lain mengatakan Gaza dengan sekejap menjadi kota tidak layak huni.

Menurut data terbaru dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pemerintah Palestina, hingga Minggu, serangan Israel telah mengakibatkan:

  • Lebih dari separuh rumah di Gaza – 313.000 unit tempat tinggal (hancur atau rusak)
  • 352 fasilitas pendidikan rusak
  • 26 dari 35 rumah sakit tidak berfungsi
  • 102 ambulan rusak
  • 203 tempat ibadah rusak

Dengan hampir dua juta orang -sekitar 85 persen dari populasi- menjadi pengungsi di wilayah kecil ini, beberapa warga Palestina terpaksa tinggal di rumah mereka yang telah dibongkar daripada menjadi tunawisma.

Perang belum akan berakhir, namun para ahli sudah khawatir bahwa diperlukan waktu bertahun-tahun untuk membersihkan puing-puing dan menemukan orang-orang yang terjebak di bawahnya.

Kelompok Penasihat Ranjau, yang bekerja untuk membersihkan ranjau darat di zona konflik, mengatakan amunisi yang tidak meledak di Gaza akan mempersulit pembersihan puing-puing dan memerlukan upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya. (ajz/red)

SUMBER: AL JAZEERA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *