
Seorang anak Palestina menangis ketika jenazah orangtua mereka yang tewas dalam serangan itu dibawa ke kamar mayat rumah sakit Nasser di Khan Younis. [Belal Khaled/Anadolu]
JALUR GAZA – Ketika militer Israel menggempur Gaza tengah dan selatan melalui darat, laut dan udara, pihak berwenang Palestina melaporkan sejumlah korban jiwa dan badan kesehatan PBB mengatakan ribuan orang berusaha melarikan diri dari serangan yang semakin meluas.
Penduduk di Jalur Gaza tengah mengatakan bahwa saat malam tiba, penembakan tank Israel meningkat pada Rabu (27/12/2023) di sebelah timur kamp pengungsi Bureij, Maghazi dan Nuseirat yang sudah penuh sesak di mana tank-tank berusaha menerobos masuk.

Orang-orang berdiri di dekat jenazah orang-orang terkasih yang tewas dalam pemboman Israel di rumah sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan. [Jehad Alshrafi/Anadolu]
Dilansir dari Al Jazeera, Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan bahwa bala bantuan tambahan telah dikirim ke bagian selatan wilayah Palestina di pinggiran Khan Younis.
Pasukan Israel terus melanjutkan operasi mereka di bagian utara daerah kantong tersebut, menyebabkan ratusan ribu warga Palestina yang melarikan diri tidak memiliki tempat yang aman untuk berlindung.

Ketika tempat penampungan PBB memenuhi kapasitasnya, banyak pengungsi Palestina yang mendirikan tenda di trotoar. [Hatem Ali/Foto AP]
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan stafnya telah melihat ribuan orang melarikan diri dari serangan besar-besaran di Khan Younis dengan berjalan kaki, menggunakan keledai atau mobil. Tempat perlindungan sementara sedang dibangun di sepanjang jalan.

Sekelompok orang, berjalan kaki atau menaiki kereta keledai yang membawa barang-barang mereka, meninggalkan Khan Younis dan bergerak menuju kota Rafah di selatan setelah pasukan Israel memerintahkan mereka untuk mengungsi. [Jehad Alshrafi/Anadolu]
“WHO sangat khawatir bahwa pengungsian baru ini akan semakin membebani fasilitas kesehatan di wilayah selatan, yang sudah kesulitan memenuhi kebutuhan besar penduduknya,” kata Rik Peeperkorn, perwakilan WHO untuk wilayah pendudukan Palestina.

Ribuan warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka di kamp pengungsi Nuseirat dan Bureij setelah tentara Israel memperingatkan mereka untuk segera mengosongkan daerah tersebut. [Foto Muhammad Dahman/AP]
“Perpindahan massa yang dipaksakan ini juga akan menyebabkan kepadatan penduduk, peningkatan risiko penyakit menular, dan semakin sulitnya penyaluran bantuan kemanusiaan,” tambahnya lagi. (ajz/red)