Mengusung konsep bangunan Kesultanan, gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten tampilkan indetitas dan masa kejayaan Kerajaan Banten dimasa lampau.

Gedung DPRD Provinsi Banten. (Foto:Dziki)
HERIZAL – KOTA SERANG
GEDUNG DPRD yang terletak di Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Curug, Kota Serang, Provinsi Banten ini dibangun tahun 2004 atas kebutuhan gedung baru bagi anggota DPRD Provinsi Banten yang kala itu baru terbentuk seiring dengan pembentukan Provinsi Banten berdasarkan Undang-undang No 23 Tahun 2000.
Selama masa awal pembentukan pada tahun 2000, seluruh anggota DPRD Banten pada priode itu berkantor di Gedung Serba Guna (GSG) yang terletak di Jalan Jendral Sudirman, Kelurahan Sumurpecung Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten yang saat ini menjadi kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Serang.
Akhirnya, pada tahun 2006 seluruh Anggota DPRD mulai berkantor di gedung baru yang berada di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) ini setelah pembangunannya selesai dikerjakan oleh PT.Sinar Ciomas.
Guna memperindah lanskap, Tahun 2023 ini Sekretariat DPRD Provinsi Banten menganggarkan biaya dari Angaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Banten sebesar 1,9 Milyar untuk merenovasi pagar gedung. Angka itu tercatat di LPSE Provinsi Banten dengan nama tender Pemeliharaan/Renovasi Pagar Gedung DPRD.
Tuai Pujian
Upaya memadukan unsur kebudayaan lokal dan modern pada konsep desain renovasi pagar gedung DPRD Banten yang dilakukan oleh sekretariat DPRD itu mendapat apresiasi dari berbagai kalangan.
Salahsatunya Wakil Ketua DPRD Purwakarta, Neng Supartini. Iya memberikan apresiasi dan sangat mengagumi upaya yang dilakukan oleh Sekretariat DPRD Banten tersebut saat berkunjung belum lama ini, tepatnya pada hari senin tanggal 20 November kemarin.
Menurutnya, Sekretariat DPRD Banten memiliki keinginan agar orang yang berkunjung dibuat takjub dan nyaman dengan cipta budaya lokalnya. Sehingga ketika sudah berkunjung ada kesan kekaguman mengenai ciri khas etniknya yang masih terus dipakai. “Hal ini tidak menutup kemungkinan nanti yang berkunjung akan lebih banyak dan itu efeknya kepada PAD kan seperti itu,” tandas Neng Supartini.
Senada, Muti Tasya Aulia, Siswi SMAN 1 Waringinkurung mengaku kagum dengan gedung DPRD Banten tersebut. “Kagum dengan temboknya seperti kerajaan, mengingatkan kita sejarah di Banten, terlebih dan ada batu besar asli dari Banten,” ujarnya.
Muti Tasya Aulia mengunjungi gedung DPRD Banten bersama puluhan siswa-siswi lainnya dalam rangka pengambilan gambar untuk latar Buku Tahunan Sekolah (BTS).
Di kutip pada berbagai media, Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Provinsi Banten, Deden Apriandi mengaku sengaja merenovasi gedung DPRD Banten dengan konsep bangunan Kesultanan Kenari dan sebagian bangunan Keraton Kaibon di Kasemen, Kota Serang tersebut dengan tujuan ingin menampilkan identitas daerah dan sebagai upaya pelestarian budaya dan sejarah Banten.
“Hasil konsultasi kami dengan para budayawan, sejarawan dan tokoh Banten sepakat konsep bangunan Kesultanan Kenari dan Keraton Kaibon yang kita terapkan,” kata Deden.
Untuk itu, Deden berharap kedepan gedung DPRD Banten ini bisa dijadikan destinasi edukasi budaya untuk masyarakat umum.

Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Provinsi Banten, Deden Apriandi saat menerima penghargaan ‘The Best Performance Leadership’ pada Malam Anugerah Tangerang Pos Award 2023 yang diselenggarakan di Hotel Novotel Kota Tangerang, Rabu (27/12/2023). (Foto:istimewa)
Atas inovasi dan perubahan serta keberhasilan dalam memimpin Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Deden Apriandi meraih penghargaan ‘The Best Performance Leadership’ pada Malam Anugerah Tangerang Pos Award 2023 yang diselenggarakan di Hotel Novotel Kota Tangerang, Rabu (27/12/2023).
Untuk melengkapi tulisan ini, saya mencoba untuk mencari tahu tentang sejarah kejayaan Banten, hasilnya saya temukan berdasarkan wikipedia, Kesultanan Banten pernah menjadi pusat perdagangan besar dan penting di Asia Tenggara, dengan barang ekspor unggulan terutama lada. Kesultanan ini mencapai puncak kejayaannya di akhir abad ke-16 sampai ke pertengahan abad ke-17.
Sementara, batu fosil yang terpajang di lobi gedung dan banyak menjadi sorotan banyak pihak tersebut merupakan batu pancawarna berumur kurang lebih 7 Juta Tahun asal Lebak, yang memiliki filosofis mengenai nilai kebhinekaan yang tercermin pada keberagaman warna yang ada namun menjadi satu kesatuan yang menghasilkan suatu keindahan.(dari berbagai sumber/*)