Pj Walikota Kaget Saat Pertama Tahu Besaran APBD Kota Tangerang Rp5,38 Triliun

Pj Walikota Tangerang Nurdin usai bertemu dengan jajaran DPRD Kota Tangerang di Ruang Rapat Paripurna, Selasa (2/2/2024). (Foto: KLIKBANTEN.ID)

KOTA TANGERANG – Penjabat (Pj) Walikota Tangerang Nurdin mengaku sempat kaget saat mengetahui besaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangerang. Dimana proyeksi APBD Kota Tangerang Tahun 2024 mencapai sebesar Rp5,38 triliun lebih.

Hal itu ia ketahui saat baru pertama menjabat Pj Walikota Tangerang pada 26 Desember 2023 lalu. Ia pun membandingkan saat ia menjabat Pj Bupati Aceh Jaya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sepeninggalan dia postur APBD Tahun 2024 di Aceh Jaya hanya sebesar Rp.695 miliar lebih.

“Waktu saya baru masuk Kota Tangerang saya lihat APBD-nya besar sekali, mencapai Rp5,38 triliun. Angkanya jauh dibandingkan saat saya jadi Pj Bupati Aceh Jaya. Di Kabupaten Aceh Jaya yang sebelumnya saya pimpin itu APBD-nya cuma Rp.695 miliar lebih,” kata Nurdin saat pertemuan dengan jajaran DPRD Kota Tangerang di Ruang Rapat Paripurna, Selasa (2/2/2024).

Meski demikian, Nurdin berharap dengan nilai yang besar tersebut, maka APBD Kota Tangerang harus benar-benar dikelola secara maksimal. Pemerintah daerah, kata dia, prinsipnya harus balance antara pendapatan dengan pengeluaran.

Untuk menghadapi kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan penyelenggaraan pelayanan masyarakat -terlebih jumlah penduduk di Kota Tangerang yang mencapai 2 juta lebih- tentu kebutuhan untuk hal tersebut semakin meningkat pula.

“Oleh karena itu selalu saja, berapa pun besar pendapatannya itu akan menghadapi pengeluaran yang semakin besar juga,” kata Pj Walikota.

Menurutnya, ada dua sisi yang harus perbaiki yaitu sisi pendapatan, bagaimana pemerintah daerah bisa terus menambah pendapatan daerah. Baik itu dari pendapatan asli daerah maupun dana-dana lainnya yang sah.

Kemudian yang kedua, yakni melakukan efesiensi atau efektifitas belanja daerah. Sehingga anggaran yang ada itu akan cukup untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan penyelenggaraan pelayanan masyarakat.

Meski demikian saat ditanya kemungkinan sektor mana saja yang akan dilakukan efesiensi anggaran, Nurdin mengaku belum memetakan secara rinci.

“Terus terang sampai saat ini belum ya. Itu baru adagium (pepatah atau peribahasa) umum. Sama seperti di dalam keluarga. Anak yang sudah punya motor minta mobil, liat tetangga atau teman sekolahnya udah punya mobil,” katanya.

“Makanya kita (sebagai orangtua) bilang kepada anak kita, mana dulu yang perlu. Paling kan yang perlu bahan pangan, sandang. Sambil orangtua menambah pendapatannya, kerja lebih. Anak-anak yang sudah dewasa juga kerja. Hasil kerja bisa memaksimalkan pendapatan keluarga. Atau kalau ada aset-aset ya maksimalkan aset-asetnya,” imbuhnya. (dra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *