Ketika asing turut campur dalam pemilihan presiden Indonesia 2024, pasti bakal melakukan manuver dan strategi untuk melakukan lobi kepada paslon presiden yang mereka dukung. Alasanya, kepentingan mereka kemungkinan dapat terealisasi jika yang mereka dukung itu terpilih.
Itu semua, kata Adib, sangatlah berbahaya. Apalagi kepada negara yang sebagaimana diketahui akan berdampak pada kebijakan dan stabilitas politik negara ke depannya.
“Kalau ditanya dampak bahayanya apa ya pasti sangat berbahaya karena ketika asing ikut campur itu kan ada kepentingan. Ketika turun campur dan siapa yang didukung itu menang. Ini kan mereka juga punya kepentingannya dan harus diakomodir kan gitu,” ucap Adib.
“Nah ketika kepentingannya ini diakomodir apakah ini sejalan dengan program-program pembangunan nasional dan geopolitik dunia? kan gitu, karena kalau tidak matching tidak sejalan pasti akan berbahaya karena akan mengorbankan Indonesia. Kalau soal Pemilu misalnya Kalau saya katakan kalau kebijakan mereka minta diakomodir pastikan ada kepentingan kepentingan dalam hal kebijakan negara itu akan,” sambungnya.
Menurutnya, kepentingan asing adalah kepentingan investor. Hal itu tidak terlepas jauh dari permintaan dan kepentingan investor mereka, misalnya sumber daya alam dan perdagangan.
“Tetapi saya kira bahwa kepentingan mereka itu nggak jauh dari soal sumber daya alam dan perdagangan, yang saya lihat dari masa kemasa kalau saya menganalisa dari masa ke masa itu hanya kepentingan perdagangan. Bagaimana nanti mereka mengeruk kekayaan alam bagaimana mereka bisa berdagang,” katanya.
“Tetapi bahwa ketika Jokowi bisa menasionalisasi Freeport, terus menghilirisasi dan itu menurut saya kebijakan itulah yang sangat sangat menentukan,” tutup Adib. (bas/red)