
Ilustrasi hewan kurban. (Foto: Ist)
TANGERANG, KLIKBANTEN.ID – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, pada tahun ini memperkirakan kebutuhan hewan kurban pada Idul Adha1445 Hijriah naik sebesar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Dinas DPKP Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika mengatakan, terjadinya kenaikan untuk kebutuhan hewan kurban di Kabupaten Tangerang tersebut lantaran kondisi perekonomian dan kasus kesehatan yang menyerang hewan sudah membaik.
“Kalau proyeksi kebutuhan hewan kurban kemungkinan bisa naik 5 sampai 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Asep Jatnika, Kamis, (16/5/2024).
Lebih lanjut, katanya, tahun ini tak ada lagi pembatasan sehingga diperkirakan bakal ada peningkatan kebutuhan hewan kurban tersebut.
Berdasarkan data tahun 2023 lalu, populasi sapi siap potong di Kabupaten Tangerang tercatat ada sebanyak 9.151 ekor, populasi kambing 4.176 ekor, domba 18.442 ekor dan kerbau 59 ekor.
“Jadi tidak menutup kemungkinan di tahun ini bisa naik atau turun untuk kebutuhan hewan. Kalau lihat data tahun 2023 ada 31.828 ekor hewan kurban,” ujarnya.
Melihat dari persediaan tersebut, kata dia, jauh lebih banyak dibandingkan rata-rata kebutuhan hewan kurban setiap tahun.
Ia juga menyebut, untuk memastikan hewan kurban layak, maka pihaknya bakal melakukan pengawasan terhadap 664 titik lokasi penjualan hewan dari 29 kecamatan yang ada di wilayahnya tersebut.
Selain itu, kegiatan pemeriksaan kesehatan hewan juga akan dilakukan berupa pemeriksaan administrasi dan fisik. Dan petugas nanti akan mendatangi hewan kurban tersebut.
“Kami akan menerjunkan petugas sebanyak 100 orang untuk melakukan pengawasan terhadap 664 titik lokasi penjualan hewan kurban. Jadi mulai tanggal 11 hingga 21 Juni itu akan dilakukan pemeriksaan kesehatan hewan yang akan dijadikan kurban,” ungkapnya.
Berdasarkan laporan dari petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang, saat ini sudah tidak ada kasus ternak yang mengalami penyakit mulut dan kuku (PMK) maupun terjangkit antraks di wilayahnya tersebut, setelah terakhir muncul pada tahun 2022.
“Demikian pula dengan penyakit PMK serta LSD sudah tidak ada laporan lonjakan kasus,” pungkas dia.
(bas/red)