
Ilustrasi vaksin polio. (Ist)
TANGERANG, KLIKBANTEN.ID – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2024, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang menggelar vaksinasi polio serentak di 29 kecamatan dengan ditargetkan sebanyak 438 ribu anak-anak.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI masih menerima laporan terkait Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat virus polio di sejumlah wilayah di Indonesia.
Sebanyak 32 provinsi dan 399 kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi polio. Total 12 kasus kelumpuhan, dengan 11 kasus yang disebabkan oleh virus polio tipe 2 dan satu kasus diakibatkan oleh virus polio tipe 1.
Kasus-kasus ini tersebar di 8 provinsi di Indonesia, yaitu Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Banten.
Polio adalah penyakit menular yang sangat berbahaya. Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan, kecacatan seumur hidup, atau kematian.
Polio menular lewat air dan makanan yang terkontaminasi dengan tinja yang mengandung virus polio. Penyakit polio tidak dapat diobati, hanya dapat dicegah dengan imunisasi polio.
Penjabat (Pj) Bupati Tangerang, Andi Ony menyampaikan bahwa data penerima vaksin telah disusun berdasarkan nama dan alamat untuk memastikan kelancaran pelaksanaan vaksinasi polio yang diharapkan dapat mewujudkan target anak bebas polio sesuai dengan arahan pemerintah.

Pemberian imunisasi pada PIN Polio sangat penting untuk mencegah virus polio yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen, terutama pada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi polio lengkap.
Sasaran PIN Polio adalah anak usia 0 hingga 7 tahun 11 bulan tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Vaksin yang akan diberikan adalah vaksin imunisasi tetes dan suntik.
“Pelaksanaan PIN Polio akan dilakukan secara massal dan serentak untuk mencapai kekebalan kelompok yang optimal dan dapat mencegah perluasan transmisi virus,” ujar Pj Bupati.
Dikatakan, tahap pertama pada 23-29 Juli 2024, dan tahap kedua akan dilakukan dua minggu setelahnya, hingga 16 Agustus 2024.
Total ada 438 ribu anak yang menjadi target vaksinasi dalam periode ini. Pada tanggal 29 nanti, akan dilakukan pengecekan ulang untuk anak-anak yang belum tervaksinasi polio.
“Pemkab Tangerang menargetkan untuk mencapai status bebas polio menjelang 17 Agustus, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia,” imbuhnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, dr. H. Ahmad Muchlis. MARS mengatakan kegiatan BIAN ini dilaksanakan di seluruh fasilitas kesehatan yang ada seperti di posyandu, puskesmas dan rumah sakit.

Ia juga mengungkapkan pemberian vaksin polio dengan jenis vaksin nOPV2 tidak berpengaruh terhadap pemberian vaksin sebelumnya.
“Untuk stok vaksin disesuaikan dengan sasaran dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), serta telah didistribusikan ke puskesmas,” ujar Muchlis.
Terkait dengan penanganan, kondisi KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), dan memastikan pelaksanaan vaksinasi ini minim efek samping.
Untuk setiap pos pelayanan imunisasi (pos PIN) dikelola oleh tenaga kesehatan, baik di rumah sakit, klinik, rumah sakit swasta, maupun posyandu.
“Dengan langkah-langkah yang telah disiapkan, kami optimis dapat mencapai target vaksinasi polio untuk memastikan kesehatan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa,” ucap Muchlis.

Sebagai informasi, penyakit polio merupakan wabah yang telah menghantui kesehatan global selama berabad-abad. Serta telah memicu kekhawatiran serius di kalangan masyarakat di dunia.
Meskipun upaya besar telah dilakukan untuk mengendalikan penyebarannya, penyakit ini masih menjadi ancaman bagi kesehatan, terutama di daerah dengan tingkat vaksinasi rendah.
Untuk memahami lebih lanjut tentang penyebab penyakit polio, coba lihat dengan lebih dekat.
- Poliovirus
Penyakit polio disebabkan oleh poliovirus, yang dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan permanen atau bahkan kematian pada kasus yang parah. Virus ini menyebar terutama melalui kontak langsung dengan feses orang yang terinfeksi atau melalui droplet dari batuk atau bersin mereka. - Kondisi higienitas yang buruk lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan air minum yang terkontaminasi menjadi sarang ideal bagi penyebaran virus polio. Anak-anak yang tinggal di daerah dengan kondisi higienitas yang buruk memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi.
- Kurangnya vaksinasi salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi penyebaran penyakit polio adalah rendahnya tingkat vaksinasi. Anak-anak yang tidak divaksinasi memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk terinfeksi virus polio jika terpapar.
- Kontak dengan orang yang terinfeksi anak-anak yang memiliki kontak dekat dengan individu yang terinfeksi virus polio berisiko terkena penyakit ini. Kontak dengan droplet dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi dapat menjadi sumber penularan yang signifikan.
- Kehidupan dalam Komunitas yang rentan di daerah dengan cakupan vaksinasi yang rendah atau di mana akses ke layanan kesehatan terbatas, resiko penyebaran polio meningkat secara signifikan. Anak-anak yang tinggal dalam komunitas semacam ini rentan terhadap penyakit ini.
(ADV)