
Tangkapan layar dari video yang menampilkan oknum ormas menodongkan pisau dan memalak salah satu guru TK di Pamulang. (Ist)
TANGERANG, KLIKBANTEN.ID – Warga Permata Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) digegerkan oleh aksi premanisme yang dilakukan oleh seorang pria berseragam salah satu organisasi masyarakat (ormas) dan seorang pria paruh baya, Jumat (14/2/2025) sore.
Keduanya dilaporkan mengamuk dan menodongkan pisau di sebuah taman kanak-kanak (TK) Litte Be House, yang membuat anak-anak yang berada di lokasi trauma.
Berdasarkan rekaman video yang beredar, pria berseragam ormas terlihat menodongkan senjata tajam ke arah seorang pria.
Sementara itu, pria paruh baya lainnya tampak merusak dan melemparkan peralatan drum band yang tengah digunakan anak-anak untuk latihan.
“Jagoan pada lu, hah?! Jagoan pada lu, hah?! Kurang terbuka lu, pada lu,” teriak pria berseragam ormas dalam video tersebut.
Menurut keterangan saksi mata, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB, saat anak-anak sedang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler drum band. Kedua orang itu datang dan meminta sejumlah uang secara paksa kepada guru yang mendampingi.
“Anak-anak sedang latihan drum band di jam 16.00-17.00 WIB, tiba-tiba guru kami dipalak, minta uang. Lalu guru kami bilang, ‘Maaf pak, nanti dulu, kami mau latihan dulu, nanti dikasih’,” ujar seorang saksi, dikutip dari Tangerangupdate.com.
Diduga tidak terima dengan jawaban tersebut, pria berseragam ormas itu langsung melakukan pemukulan terhadap salah seorang guru pendamping. Aksi itu diakhiri dengan penodongan pisau dan pengancaman terhadap seorang pria lain yang berada di lokasi.
“Dia gak terima, langsung nonjok salah satu guru pendamping, dan mengancam dengan pisau. Saat kejadian banyak anak-anak TK,” ungkap saksi tersebut.
Saksi menambahkan, kejadian tersebut sangat mengerikan karena disaksikan langsung oleh anak-anak kecil. “Mereka melihat kejadian anarkis itu. Itu yang sangat memalukan. Orang dewasa aja gemetar melihatnya, apalagi anak-anak,” imbuhnya.
Warga sekitar mengungkapkan bahwa kedua pelaku memang diketahui sering datang ke TK tersebut untuk meminta uang, terutama saat ada kegiatan yang melibatkan banyak orang.
“Sering. Memang biasa dia pada minta duit. Kalau parkir bus di situ minta duit juga. Kalau minta selalu kita kasih karena takut diganggu,” jelasnya.
Kasus ini telah dilaporkan ke pihak kepolisian setempat. Para guru dan pengurus TK berharap agar aparat kepolisian segera menangkap dan memproses kedua pelaku sesuai hukum yang berlaku.
“Telah dilaporkan polisi. Guru-guru kami sedang ke Polsek,” tutupnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait kasus penodongan dan pemerasan ini.
(bas/red)