
Anak-anak duduk di belakang truk saat warga Palestina berangkat dari bagian utara Gaza untuk meninggalkan Jalur Gaza bagian tengah dan selatan pada 10 November 2023. (Foto: Anadolu Agency)
ANKARA – Duta Besar Palestina untuk Inggris Husam Zomlot pada Senin (1/1/2024), menyatakan kemarahannya atas laporan bahwa Israel bermaksud menggunakan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair untuk menjadi penengah dengan negara-negara Barat guna membujuk mereka agar menerima pengungsi dari Jalur Gaza setelah perang.
Media Israel Channel 12 melaporkan bahwa mantan PM Inggris Tony Blair mengunjungi Israel pekan lalu, bertemu dengan beberapa pejabat Israel termasuk (Perdana Menteri Benjamin Netanyahu) dan mengambil peran membantu Israel melaksanakan pengusiran massal dan pembersihan etnis warga Palestina dari tanah air mereka di bawah perjanjian tersebut.
“Berkedok ‘migrasi sukarela’,” kata Duta Besar Husam Zomlot pada akun X, dikutip dari Anadolu Agency Selasa (2/1/2024).
Zomlot menyerukan kepada pemerintah Inggris untuk memastikan bahwa tidak ada tokoh Inggris yang akan mengambil bagian dalam kejahatan terhadap kemanusiaan yang sedang dilakukan Israel.
“Kami bersikeras bahwa siapa pun yang melakukan hal tersebut harus menanggung konsekuensi hukum atas tindakan tidak bermoral dan kriminal terhadap rakyat Palestina,” imbuhnya.
Channel 12 Israel melaporkan bahwa Blair melakukan kunjungan rahasia ke Israel pekan lalu, mengadakan pertemuan rahasia dengan Netanyahu dan anggota kabinet perang Benny Gantz untuk membahas masalah ini.
Namun sumber yang dekat dengan Blair membantah laporan tersebut, dan mengatakan kepada The Jerusalem Post bahwa klaim Blair terkait dengan pengungsian warga Palestina tidak berdasar. Sumber tersebut menekankan bahwa diskusi semacam itu tidak pernah terjadi dan Blair tidak akan menerima usulan tersebut.
Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza setelah serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Setidaknya 21.822 warga Palestina telah terbunuh dan 56.451 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Gaza, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini telah tewas dalam serangan Hamas.
Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60% infrastruktur di daerah kantong itu rusak atau hancur dan hampir 2 juta penduduk mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. (ada/red)