Netanyahu bukan lagi seseorang yang bisa kita ajak bicara. Kami telah mengabaikannya

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara pada rapat umum solidaritas dengan warga Palestina di Gaza di Istanbul, Turki, pada 28 Oktober 2023 [Dilara Senkaya/Reuters]
ANKARA – Pemerintah Turki mengatakan pihaknya telah memanggil duta besarnya untuk Israel untuk berkonsultasi mengenai pemboman berkelanjutan yang dilakukan Israel terhadap warga sipil di Jalur Gaza dan memburuknya situasi kemanusiaan di wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Dilansir Aljazeera.com, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (4/11/2023) bahwa Sakir Ozkan Torunlar dipanggil kembali mengingatkan tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza yang disebabkan oleh serangan terus-menerus oleh Israel terhadap warga sipil dan penolakan Israel terhadap seruan gencatan senjata.
Langkah ini dilakukan ketika retorika Ankara menjadi semakin kritis terhadap Israel, yang telah menewaskan sekitar 9.500 warga Palestina, termasuk 3.900 anak-anak, di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.400 orang.
Pada hari Jumat, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia memutuskan kontak dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
“Netanyahu bukan lagi seseorang yang bisa kita ajak bicara. Kami telah mengabaikannya,” ujar Erdogan, dikutip dari media Turki.
Namun dia menambahkan bahwa hal ini tidak berarti Turki memutuskan hubungan dengan Israel dan kepala intelijennya menjalin kontak dengan otoritas Israel dan Palestina serta Hamas.
Turki menjadi tuan rumah bagi anggota Hamas, yang tidak dianggap sebagai organisasi teroris seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Mereka menyerukan gencatan senjata segera, tidak seperti pemerintah Barat.
Erdogan juga mengatakan bahwa ketika perang usai, Turki ingin melihat Gaza sebagai wilayah damai yang merupakan bagian dari negara Palestina merdeka, sejalan dengan perjanjian tahun 1967, dengan integritas wilayah, dan dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Bulan lalu, diplomat Israel meninggalkan Turki karena alasan keamanan setelah banyak demonstrasi pro-Palestina meletus di seluruh negeri. Kementerian Luar Negerinya kemudian menyatakan telah memanggil kembali para diplomat tersebut untuk menilai keadaan hubungan bilateral.
Menurut Erdogan, Presiden Iran Ebrahim Raisi akan mengunjungi Turki pada akhir November. Erdogan juga berencana menghadiri pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Islam (OKI) bulan ini di Riyadh untuk membahas gencatan senjata di Gaza dengan aktor-aktor regional.
Bahkan ketika seruan internasional untuk gencatan senjata di Gaza semakin meningkat, Netanyahu menolak prospek tersebut karena militer Israel terus menyerang Gaza dan terus mengebomnya.
Bantuan kemanusiaan mulai mengalir ke Gaza akhir bulan lalu dari penyeberangan Rafah, satu-satunya jalan masuk ke wilayah tersebut yang tidak dikontrol oleh Israel, namun organisasi hak asasi manusia terus memperingatkan bahwa situasi kemanusiaan sangat buruk. (ajz/red)